0Shares
Wali Kota Rahmad Mas’ud memberikan penjelasan soal krisis BBM yang terjadi.

Catatan Rizal Effendi

WALI KOTA Balikpapan Rahmad Mas’ud (RM) termasuk keluarganya banyak kena sorotan gara-gara kacaunya distribusi BBM terutama Pertamax di kota yang dia pimpin pekan lalu. Soalnya warga sampai teler karena harus berjam-jam bahkan hari antre di semua SPBU.

Masalah ini akhirnya dibahas dalam rapat Komisi VI DPR RI bersama Dirut Pertamina, Simon Aloysius Mantiri di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Kamis (22/5) lalu. Sebelumnya ada juga Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang panas di DPRD Balikpapan.

“Balikpapan selama ini kita tahu bersama adalah salah satu produsen minyak. Bahkan ada kilang terbesar kedua di sana. Tapi Anda tahu hari ini di negara kita disuguhkan antre berkilo-meter warga Balikpapan mau beli BBM. Saya nggak habis pikir, Balikpapan saja sebagai Kota Minyak terjadi krisis, bagaimana dengan daerah lain,” kata Mufti Anam dari Fraksi PDI Perjuangan.

Mufti juga menyentil Wali Kota Balikpapan yang dinilainya tidak sensitif karena pergi liburan ke London di saat warganya mengeluhkan krisis BBM. “Bapak-bapak harus punya sensitivitas untuk bagaimana bisa segera merespon hal itu dengan cepat,” ujarnya.

Tudingan Mufti kepada RM langsung diklarifikasi oleh Wakil Ketua Komisi VI Nurdin Halid dari Fraksi Golkar. Soalnya RM juga ketua Golkar Balikpapan. “Wali Kota Balikpapan bukan liburan, tapi mengantarkan anaknya yang mau sekolah di sana,” jelasnya.

RM sendiri juga melakukan klarifikasi kepada awak media di Balikpapan. Sama seperti dijelaskan Nurdin, RM mengatakan dia pergi ke London bukan liburan melainkan mengantarkan anak yang mau sekolah dan sudah mendapat izin dari Mendagri.

Situasi antrean Pertamax di SPBU Pertamina Lapangan Merdeka Balikpapan.

Dia menjelaskan, karena anaknya baru berusia 18 tahun sehingga harus didampingi orang tua. Hal yang sama RM lakukan ketika putri pertamanya Cindara beberapa tahun lalu juga menuntut ilmu di ibukota Inggris tersebut. “Itu ‘kan aturannya dari pemerintah London,” katanya meyakinkan.

Kasus RM tidak berada di tempat saat warganya kesusahan beberapa kali terjadi. Ketika banjir dan kemacetan terjadi di kawasan Jl MT Haryono dan sekitarnya beberapa tahun lalu, RM tengah melakukan umrah. Dia juga sempat disoal oleh netizen dan warga kota. Apalagi waktu itu kursi wawali masih kosong.

Tim media RM, Eko Satya Husada sempat memberi klarifikasi. “Pak Wali memenuhi panggilan Allah. Sebagai manusia kita tak punya hak menyoal kenapa pergi di saat jalanan macet, apalagi melarangnya. Itu namanya zalim,” katanya dirilis Inibalikpapan.com di tahun 2023.

Tapi Wakil Wali Kota sekarang, Bagus Susetyo juga mendapat sorotan dari warga kota. Ternyata dia juga tidak berada di Balikpapan melainkan di Jakarta saat terjadi masalah BBM. “Aneh juga Wawali kok juga tidak peka, tidak cepat-cepat pulang,” kata Amran, salah seorang warga Klandasan.

Dalam kasus Pertamax ini, putri pertama Rahmad juga mendapat serangan dari warga netizen. Ini gara-gara dia mengirim pesan bernada intimidasi kepada seorang netizen yang menghujat sang ayah. “Saya tahu kamu orang Samarinda, kritik boleh, tapi bahasanya bisa saya laporkan kamu ke jalur hukum. Tunggu tim saya silaturahmi ke rumah ya,” katanya begitu seperti diberitakan RADARSOLO.COM.

Kontan komentar itu memberi reaksi besar. Bahkan sampai ke jagat nasional. “Anak wali kota dalam hal ini seharusnya memahami  bahwa jabatan publik itu datang dengan risiko dikritik. Responsnya mestinya bukan dengan intimidasi atau arogansi, melainkan dengan empati dan refleksi. Semakin besar kekuasaan dan eksposur, semakin besar pula tanggung jawab moral untuk menjaga ketenangan dan menunjukkan kedewasaan,” kata akun eyrahfasira.

Istri RM, Hj Nurlena Rahmad juga disindir warganet ketika mempertontonkan momen mesra saat menyuapi sang suami. Unggahan itu dilakukan di saat orang ramai kesulitan mendapatkan Pertamax. Kontan memberikan reaksi negatif dari sejumlah netizen. “Mundur saja Bu, daripada dihujat. Masih lima tahun lagi loh Bu,” tulis akun @dhean_222 seperti dirilis putaranmedia.com.

SPEK TIDAK MASUK

Dalam kesempatan rapat dengan Komisi VI DPR RI itu, Wakil Dirut Pertamina Wiko Migontoro menjelaskan, apa yang terjadi di Balikpapan sebenarnya gara-gara BBM yang akan dipasarkan ternyata speknya atau kualitasnya belum masuk sehingga tidak bisa didistribusikan. Lalu pihaknya mengambil stok yang ada dari Samarinda dan Banjarmasin. “Termasuk memproduksi ulang dari kilang Balikpapan,” jelasnya.

Akibat hal itu dia mengakui terjadi kekosongan. “Kami mohon maaf, semestinya kita menghitung minimum stok level yang cukup sehingga dapat mengantisipasi situasi yang terjadi seperti sekarang,” ujarnya.

Penjelasan Wakil Dirut Pertamina Wiko Migantoro di Rapat Komisi VI DPR RI.

Wiko menegaskan, pihaknya secara aktif dan disiplin melakukan pembenahan-pembenahan internal juga pendisiplinan mitra yang melanggar. Sampai bulan ini ada 239 SPBU dijatuhi sanksi di antaranya skorsing 1 minggu, 2 minggu karena menjual kualitas BBM tidak sesuai dan melakukan hal-hal tidak sesuai ketentuan.

Bulan Mei lalu, warga di Samarinda dan Balikpapan geger karena kendaraannya mengalami gangguan setelah mengisi Pertamax di SBPU. Diduga karena kualitas BBM-nya di bawah standar. Pihak Pertamina Patra Niaga sempat menjanjikan adanya bengkel gratis sebagai kompensasi atas kerusakan tersebut.

Ketika ditanya soal kelangkaan BBM yang terjadi di Balikpapan, RM menyangkal. “Ini bukan kelangkaan BBM. Yang namanya langka itu barangnya tidak ada. Ini cuma pendistribusiannya yang terlambat dari Pertamina Patra Niaga,” jelasnya.

Ketika dia mendapat laporan, katanya, dia langsung menghubungi General Manager (GM) Pertamina Patra Niaga. “Saya minta distribusi Pertamax dipercepat. Alhamdulillah Senin subuh sudah bisa masuk ke SPBU,” kata RM.

Selain menghubungi GM Pertamina Patra Niaga, RM juga mempercepat kepulangannya dari London meski kegiatannya belum selesai. “Saya pulang tanggal 18 Mei meski urusan keluarga belum selesai,” ujarnya, yang dikenal juga bersama saudaranya Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud dan Gubernur Rudy Mas’ud berlatar belakang pengusaha minyak.

Sebelum krisis Pertamax,  warga Balikpapan sudah lama didera persoalan BBM. Pemandangan antrean di SPBU sudah lama terjadi terutama berkaitan dengan penjualan solar subsidi. Selain itu sempat terjadi kelangkaan elpiji 3 kg. Masalah ini sempat menjadi gunjingan yang panas pada debat Pilwali Balikpapan 2024 lalu.

Antrean solar subsidi di Km 15 Balikpapan Utara tahun 2022 lalu.(Ist)

Tim sepak bola Balikpapan, Persiba dijuluki “Tim Selicin Minyak.” Itu karena Balikpapan sejak dulu dikenal sebagai Kota Minyak. Tapi ironisnya Balikpapan sekarang tergelincir gara-gara kelangkaan minyak bertahun-tahun. Kalau sudah begini, siapa yang harus kita minyaki pertanggungjawaban?.(*)

 

0Shares