0Shares

Oleh: Bert Toar Polii

Awalnya cabang olahraga bridge rutin mengadakan Kejurnas Bridge yang dibedakan antara tahun genap dan ganjil. Ini berlangsung cukup tertib dan cukup lama. Walaupun memang ada beberapa perubahan tapi tetap berjalan sesuai aturan berdasarkan Peraturan Teknik Gabsi.

Namun kemudian karena Peraturan Teknik Gabsi mulai tidak ditaati dan tidak ada perubahan yang menyesuaikan kondisi terkini maka kemudian terjadi berbagai perubahan yang membuat Kejurnas Bridge menjadi tidak konsisten. Apalagi kemudian ditimpa pandemic covid-19.

Selama ini ada beberapa jenis Kejurnas Bridge yang diselenggarakan oleh PB Gabsi, yaitu :

  1. Antar Propinsi
  2. Antar Kabupaten/Kota (dulu namanya Antar Gabungan)
  3. Patkawan Terbuka
  4. Patkawan Putri
  5. Patkawan Campuran
  6. Patkawan Senior
  7. Patkawan Junior
  8. Pasangan Terbuka
  9. Pasangan Putri
  10. Pasangan Campuran
  11. Pasangan Senior
  12. Pasangan Junior
  13. Antar Klub
  14. Kejurnas Mahasiswa
  15. Kejurnas Pelajar

Pada tahun genap awalnya diadakan Antar Kabupaten/Kota ditambah nomor patkawan sedangkan pada tahun ganjil diadakan Antar Propinsi ditambah nomor pasangan. Namun pada tahun ganjil diselingi setiap dua tahun dengan Kejurnas Antar Perkumpulan. Ini memang sedikit meniru apa yang dilakukan World Bridge Federation. Sekaligus mempertimbangkan peraturan dari KONI Pusat dulu dimana saat diadakan PON maka tidak boleh PB menyelenggarakan Kejurnas. Selanjutnya aturan KONI Pusat kemudian telah dicabut.

Kondisi ini jika terus dipertahankan akan membuat kontinuitas pembinaan baik di Kabupaten/Kota maupun Provinsi akan terhambat karena event Kejurnas berlangsung dua tahun sekali.

Penulis kemudian mengusulkan agar ketiga Kejurnas ini dijadikan satu saja sehingga pembinaan baik di Kabupaten/Kota maupun Propinsi serta Klub bisa berjalan terus sepanjang tahun. Tentang Kejurnas Bridge bisa dibaca disini : https://www.kompasiana.com/berttoarpolii2365/65b07984c57afb69aa3ec482/sejarah-kejurnas-antar-propinsi-antar-gabungan-tahun-ini-dimana

Model yang saya usulkan kemudian disetujui dan diterapkan pada tahun 2017 di Sidoarjo. Malah kemudian digabungkan juga Kejurnas Antar Pelajar dan Mahasiswa sehingga menjadi Kejurnas Bridge terbesar sepanjang masa. Sayangnya ini jika diterapkan hanya terbatas Kabupaten/kota yang mampu menyelenggarakan karena membutuhkan ruangan pertandingan yang besar atau luas.

Jadi jalan keluarnya mungkin tetap saja ada dua Kejurnas setiap tahun yaitu Kejurnas Umum dan Kejurnas Antar Mahasiswa digabung dengan Antar Pelajar. Kecuali jika ada Kabupaten/Kota atau penyelenggara yang mampu dan bersedia mampu menggabungkan kedua event ini.

Penulis mengusulkan agar Kejurnas Bridge Umum diselenggarakan secara rutin setiap tahun dengan nomor pertandingan yang sama.

Hari Pertama diadakan babak penyisihan Antar Kabupaten/Kota yang mempertandingkan 5 nomor, yaitu : Open, Putri, Mixed, Senior dan Junior U26 (untuk junior bisa ditambah U21 dan U16). Setiap Kabupaten/Kota hanya boleh mengikutkan hanya 1 tim untuk setiap nomor. Karena kita akan mulai baru maka untuk awal tidak ada Kelas atau Kelas A dan B dihapus. Bermain Swiss 7 session dan diambil 8 regu terbaik. Hari pertama memainkan 4 session Swiss @14 board

Hari kedua Babak penyisihan 3 sesi terakhir. Dua session dimanfaatkan untuk KO 8 besar (2×12 board). Pada malam hari akan diadakan Nomor Pasangan babak penyisihan.

Hari ketiga bermain 5 sesi untuk Semifinal (dua session @12 board) dan final 3 session @12 board. Final nomor pasangan diikuti oleh peringkat 3 dan 4 nomor tim karena perebutan medali perunggu tidak diadakan. Kedua tim otomatis meraih medali perunggu.

Selanjutnya hari keempat, kelima dan keenam sama tapi ini nomor Antar Propinsi. Namun karena mungkin ada banyak peserta yang tidak bisa mewakili Provinsi maka diadakan pertandingan nomor pasangan pada hari pertama dan kedua. Hari kedua dan ketiga setelah babak penyisihan diadakan pertandingan patkawan terbuka Swiss 7 session atau bisa juga tetap nomor pasangan. Hal ini ditentukan oleh PB Gabsi.

Selanjutnya untuk Kejurnas Antar Klub diganti dengan Indonesia Terbuka dimana peserta asing juga bisa ikut. Ini diadakan pada 7, 8 dan 9.

Seperti biasanya diadakan Babak penyisihan Swiss 7 session diambil 8 terbaik untuk final. Final bisa dimainkan setengah kompetisi atau Knock out. Jadi diselenggarakan seperti turnamen besar yang biasa dilakukan. Peserta yang tidak masuk final bisa bermain di Consolation Swiss Tim.

Selanjutnya setiap selesai suatu event hadiah langsung diserahkan dengan mengadakan upacara seperti pada event resmi. Model pertandingan seperti ini membuat peserta yang sibuk tetap bisa ikut Kejurnas Bridge karena cukup meluangkan waktu 3 hari saja.

Dengan demikian Kejurnas Bridge berlangsung 9 hari dimulai hari Sabtu berakhir hari Minggu, minggu berikutnya. Setelah penyelenggaraan pertama maka untuk tahun kedua bisa ditetapkan Kelas kembali. Misalnya untuk Antar Kabupaten/Kota Kelas A 16 peringkat teratas, Kelas B peringkat 17-32 dan sisanya kelas C.

Untuk Antar Propinsi peringkat 1-8 Kelas A, 9-16 Kelas B dan sisanya Kelas C. Selanjutnya nanti dibuat adanya promosi dan degradasi sehingga semakin seru. Demikianlah usul penulis mari kita kaji bersama dan silahkan memberikan masukan.

Untuk Kejurnas Pelajar/Mahasiswa kita cukup mengikuti World Bridge Federation dengan mengadakan cukup sebanyak 6 hari atau rumusnya 3-3. Babak penyisihan 3 hari dan final 3 hari. Kita bisa merubahnya dengan hanya cukup 4 atau 5 hari saja. Ini akan menghemat biaya buat peserta. Untuk Kejurnas Terbuka setiap peserta bisa mengatur sendiri penghematan biaya misalnya dengan hanya mengikuti satu atau dua event Kejurnas.*

 

0Shares